[Video] Pemberian Pakan Pelet Pada Ikan Sidat – part 2

Sesuai yang saya janjikan kemarin, ini lanjutan video pemberian pakan pelet pada ikan sidat. Di video ini anda bisa melihat dengan cara pemberian pakan pelet yang benar maka pelet akan maksimal di makan dan di serap oleh ikan sidat. Jika pelet tidak dapat diserap seluruhnya oleh ikan sidat, maka sisa-sisa pelet yang tidak termakan tersebut dapat mengotori air kolam dan membuat sidat rentan penyakit. Selain itu pelet yang tidak termakan akan menjadi pemborosan, yang pada akhirnya menambah beban biaya pakan.

Pemberian Pakan Pelet Pada Ikan Sidat part 2

Pemberian Pakan Pelet Pada Ikan Sidat part 2

Dipublikasi di Video | Tag , , , | Meninggalkan komentar

[Video] Pemberian Pakan Pelet Pada Ikan Sidat – part 1

Kali ini saya akan posting video cara pemberian pakan pelet pada ikan sidat dengan cara yang baik dan benar. Menjawab banyak pertanyaan rekan-rekan yang bingung dengan cara pembuatan pasta pelet untuk ikan sidat dan cara pemberian pakan yang benar, maka saya sempatkan membuat video singkatnya. Videonya saya buat jadi dua bagian.

Ini video Pemberian Pakan Pelet Pada Ikan Sidat – bagian 1

Pemberian Pakan Pelet Pada Ikan Sidat part 1

Pemberian Pakan Pelet Pada Ikan Sidat part 1

Bahan yang harus disiapkan:

  • Pelet untuk sidat (protein minimal 45%)
  • Air bersih secukupnya
  • Wadah plastik untuk mencampur adonan pasta
  • Tali plastik

 

Dipublikasi di Video | Tag , , | Meninggalkan komentar

Unagi kabayaki

Kabayaki (蒲焼) Adalah istilah umum jepang untuk sepiring makanan laut yang di fillet, dibuang tulangnya dan dicelupkan ke dalam kecap manis- saus dasar sebelum dipanggang di atas panggangan.

Secara umum, kabayaki mengacu pada hidangan yang dibuat dengan Unagi (sidat kalau diindonesia).Unagi  Kabayaki  sangat populer sebagai makanan bergizi, penghasil stamina .  Banyak orang masih mengikuti kebiasaan dari zaman Edo makan kabayaki selama musim panas, terutama pada hari tertentu yang disebut “doyo-no Ushi-no-hi”, yang pada pertengahan musim panas.

Di daerah Kanto (Timur Jepang), sidat di fillet dari bagian belakangnya dan dikukus sebelum dipanggang, sementara di daerah Kansai (barat Jepang) sidat dibuka pada perut dan langsung panggang tanpa dikukus.  Meskipun kabayaki  sering disajikan sendirian, kabayaki juga disajikan dengan nasi dan disebut unadon bila disajikan dalam mangkuk besar dan unaju ketika disajikan dalam sebuah kotak makanan berjenjang. Sebuah hidangan yang berhubungan adalah  MAMUSHI .

Dipublikasi di Artikel | Tag | 1 Komentar

Calon Spesies Baru Sidat

Sidat, kalau boleh dibilang adalah binatang petualang, karena fase hidupnya yang berpindah-pindah dari tiap fasenya, namun karena sudah melalang buana tersebut akhirnya ikan ini menjadi sangat mahal dan terkenal di luar sana. Berikut kutipan dari hasil penelitian seorang ahli sidat.

Jakarta, Kompas – Sedikitnya lima karakter genetik baru ikan sidat
ditemukan dalam studi keragaman, distribusi, dan kelimpahan di
perairan Indonesia periode 2004-2006. Temuan itu berpeluang menjadi
spesies baru atau variasi intra-spesies.
Untuk sementara, temuan itu diberi nama Anguilla sp. Yang sudah bisa
dipastikan, tujuh dari 18 jenis sidat di dunia ada di perairan Indonesia. “Dari tujuh jenis itu, ada kemungkinan yang endemik, tetapi masih harus dikaji lagi,” kata Hagi Yulia Sugeha, peneliti sidat pada Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, pekan lalu di Jakarta.
Ikan sidat tergolong jenis ikan yang kurang populer di Indonesia. Secara fisik, sidat mirip belut. Bedanya, sidat bertubuh seperti pipa. Di dekat kepala ada sejenis telinga, dan ada sirip pada bagian atas tubuhnya.

Keunikan lain, sidat dapat menentukan jenis kelamin sesuai kondisi
lingkungan. Sebelum berwarna keperakan di saat dewasa, sidat melalui
fase transparan (ketika memasuki perairan tawar) dan berubah menjadi
kuning.
Umumnya, ketika sidat dalam fase kuning itulah banyak terjerat
pancing. Sidat sering tertangkap di saluran-saluran air, anak sungai,
sungai, dan danau.
Siklus hidup sidat berbalik dengan ikan salmon. Sidat dewasa (bisa
berusia belasan tahun) memijah di laut berkedalaman 200-1.000 meter,
sebelum kemudian bertumbuh dewasa mencari perairan tawar. Adapun
salmon memijah di hulu sungai kemudian dewasa di laut. Keduanya akan
mati setelah bertelur.
“Hasil penelitian menunjukkan, perairan laut Sulawesi menjadi pusat
pemijahan sidat tropis,” kata peneliti yang pernah menangkap jenis
sidat (Anguilla marmorata) sepanjang 1,72 meter seberat 11 kilogram
(2002) di Danau Poso. Temuan itu diperkuat dua kali penelitian
menggunakan kapal riset Baruna Jaya VII. “Perairan laut di wilayah
tengah Indonesia memang melimpah,” kata Sam Wouthuyzen, rekan satu
tim dengan Yulia.
Populasi terancam
Menurut Yulia, seiring dengan tingginya permintaan konsumsi sidat di
negara-negara maju, seperti Amerika, negara-negara Eropa, Jepang,
Hongkong, Taiwan, dan China, populasi sidat tropis pun terancam.
Menyusul penangkapan berlebihan di alam negara nontropis, permintaan
impor sidat tropis meningkat.
Padahal, hingga saat ini sidat belum dapat dibudidayakan dari telur.
Yang terjadi, sidat-sidat anakan ditangkap dari laut atau sungai lalu
dibesarkan di kolam budidaya. Sidat-sidat itu kemudian diolah di
restoran-restoran mewah bertarif mahal.
Meskipun mahal, seperti hidangan kabayaki di restoran jepang yang
satu porsinya dijual sekitar Rp 400.000, permintaan sidat tidak
pernah menurun. “Di Jepang ada hari khusus mengonsumsi sidat,” kata
Yulia, doktor lulusan Universitas Tokyo.
Hingga kini para ahli dan peneliti sidat belum mampu membesarkan
sidat dari ukuran larva di laboratorium. Untuk mencegah kepunahan
sidat, disepakati agar ada kuota penangkapan dan harus selektif.

Dipublikasi di Artikel | Tag | 2 Komentar

Minyak Ikan Sidat

minyak ikan

Minyak Ikan sidat dibuat dari ekstrak sum-sum ikan sidat segar, mengandung tiga jenis nutrient penting yaitu:  asam lemak omega 3 (DHA & EPA) , Phospholipids dan antioksidan Vitamin E.

Jika tubuh tidak memiliki keseimbangan yang tepat dari asam lemak omega 3 (DHA & EPA) , Phospholipids dan antioksidan Vitamin E maka akan menyebabkan kerusakan sistem prostaglandin tubuh.

Contoh penyakit yang diakibatkan ketidak seimbangan tersebut.

  • Syndrome PMS (premenstrual syndrome)
  • Sakit Abnominal & keram uterine
  • Mual, letih dan lesu
  • Sakit Kepala
  • Kurang nafsu makan
  • Terkait PMS : kegelisahan, depresi dan stres
  • Disfungsi Ereksi pada pria
  • Kolesterol tinggi (high LDLs and Triglycerides)
  • Sakit dan kaku pada persendian, dengan fleksibilitas terbatas
  • Pilek berkelanjutan, bersin, gatal pada mata
  • Radang sendi, Multiple Sclerosis
  • Kelelahan

# Omega 3 (DHA & EPA)

Omega – 3 adalah jenis polyunsaturated fatty acid (omega 6 yang lainnya) yang penting karena tubuh tidak dapat membuat mereka sendiri dan harus berasal dari makanan yang kita makan.  Minyak ikan air dingin (sidat, salmon, tuna , ikan kembung) yang sering absen dalam makanan kita, sumber utama terbaik Omega 3, the EPA (eicosapentaenoic acid) dan DHA (docosahexaenoic acid). Mereka adalah penting untuk:


•  Pengembangan dari sistem saraf pusat (otak kaya akan DHA)
•  Mengatur pembekuan dan tekanan darah serta peradangan
•  Mengatur kekebalan tubuh

Pentingnya mengembalikan keseimbangan yang benar

Omega 3 dan Omega 6 memainkan peranan penting dalam proses inflammasi, yang merupakan pusat respon kekebalan tubuh.

Jika Omega 6 adalah pedal yang diperlukan untuk proses inflammasi, sebagai contoh melawan infeksi, omega 3 lah yang menormalkan respon tubuh.

Jika terlalu banyak Omega 6 dalam tubuh, penyakit seperti radang sendi, diabetes, penyakit jantung, dll meningkat dengan signifikan.

Mengembalikan keseimbangan asam lemak tubuh dengan kata lain meningkatkan Omega 3 adalah pendekatan yang logis untuk mengatasi penyakit.

# Phospholipids

Disebut juga “cell gatekeepers”, lemak ini membatasi membran sell yang merupakan benteng mikroskopis yang membantu memfilter toxin, melawan oxidative stress yang disebabkan oleh radikal bebas  yang membuat kerusakan di dalam sel.

Phospholipid  memberikan nutrient penting untuk Neuro-transmisi yang terlibat dalam pengaturan otot, memori, suasana hati, tidur, dan organ kunci seperti jantung.

Seperti Omega 3 dan 6 yang melekat pada phospholipid, mereka secara efektif bioavailable yakni dapat diserap lebih baik dan dimanfaatkan oleh tubuh.

# Antioksidan Vitamin E

Vitamin E yang membantu menetralkan efek yang merusak dari unstabled compounds, disebut juga radikal bebas yang sering menyebabkan masalah kesehatan kronis. Ini adalah Antiosidan yang membantu menstabilkan minyak Omega 3 .

Dipublikasi di Khasiat | Tag , , , , | 6 Komentar

Kandungan Gizi Ikan Sidat

Ikan sidat disebut juga ikan moa, dan nama ilmiahnya adalah Anguilla japonica. Ikan sidat adalah sejenis ikan yang mempunyai nilai gizi sangat tinggi, kaya akan protein serta vitamin D dan E, serta mempunyai mucoprotein yang kaya, disebut sebagai asam amino lemak ganggang dan asam ribonukleat.

Ikan sidat sangat berharga, sejak zaman kuno telah mendapat nama harum seperti “ginseng air”, “emas lunak” dan lain lain, terdapat catatan rincinya pada “Kitab Obat-Obatan Herbal China”, “Kumpulan Obat Ajaib China” dan catatan-catatan kuno lainnya. Ikan sidat dapat meninggalkan hidup di air, daya adaptasinya sangat kuat, dapat hidup di laut, juga dapat hidup di sungai, maupun air tawar.

Sampai sekarang, ikan sidat tak dapat dibudidaya oleh manusia, oleh karena itu nilainya sangat tinggi. Penelitian kedokteran moderen menemukan bahwa kandungan vitamin dan mikronutrien dalam ikan sidat sangat tinggi, di antaranya kandungan vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin A masing-masing adalah 25 kali lipat, 5 kali lipat dan 45 kali lipat susu sapi, kandungan zinc (emas otak) merupakan 9 kali lipat susu sapi. Terutama beberapa tahun belakangan ini ditemukan bahwa ikan sidat mengandung berbagai asam lemak tak jenuh yang tinggi yang tak ada pada hewan lainnya, sehingga dapat merupakan makanan utama yang memenuhi nafsu makan manusia, tanpa perlu kuatir badan akan menjadi gemuk. Rasa ikan sidat harum dan enak, disebut sebagai “ginseng air”, fungsinya dalam memperpanjang umur dan melawan kelemahan dan penuaan tak ternilai.

Sumber ikan sidat tersebar di berbagai daerah di dunia, pembiakan dengan penangkapan tunas ikan sidat alami dan menjadi ikan sidat air tawar sangat jarang, sedangkan keistimewaan ikan sidat air tawar mempunyai masa pertumbuhan yang pendek dan tak terpolusi zat logam. Teknologi menemukan bahwa daya hidup ikan sidat yang ajaib bersumber dari tulang sum-sumnya yang besar dan kuat. Penelitian modern menunjukkan bahwa tulang sum-sum ikan sidat mengadung beratus-ratus jenis zat bergizi, gizi dan nilai farmakologinya yang istimewa telah mendapat perhatian yang luas dari para pakar.

Dipublikasi di Khasiat | Tag | Meninggalkan komentar

Buku Budi Daya Sidat

Buku Budi Daya Sidat

Penyusun : I Made Suitha, A.Pi & Akhmad Suhaeri
Ukuran : 15 x 23 cm.
Tebal : iv + 44 hlm.
Penerbit : AgroMedia Pustaka
ISBN : 979-006-190-0
Harga : Rp 17.000,-

Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Uncategorized | Tag | 16 Komentar

Teknik Budidaya Cacing Tubifek / Sutra

cacing tubifex

Persiapan Bibit

Bibit bisa dibeli dari toko ikan hias atau diambil dari alam

Note : Sebaiknya bibit cacing di karantina dahulu karena ditakutkan membawa bakteri patogen.

2. Persiapan Media

Media perkembangan dibuat sebagai kubangan lumpur dengan ukuran 1 x 2 meter yang dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran air. Tiap tiap kubangan dibuat petakan petakan kecil ukuran 20 x 20 cm dengan tinggi bedengan atau tanggul 10 cm, antar bedengan diberi lubang dengan diameter 1 cm

20 cm x 20 cm

20 cm x 20 cm

20 cm x 20 cm

20 cm x 20 cm

20 cm x 20 cm

20 cm x 20 cm

20 cm x 20 cm

20 cm x 20 cm

1 M x 2M

3. Pemupukan

Lahan di pupuk dengan dekak halus atau ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/m2 atau dengan pupuk kandang sebanyak 300 gr/m2.

4. Fermentasi

Lahan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.

5. Penebaran Bibit

Selama Proses Budidaya lahan dialiri air dengan debit 2 – 5 Liter / detik

6. Pemanenan

Cacing Bisa dipanen setelah 8 – 10 hari.

http://maswira.blogspot.com
Dipublikasi di Uncategorized | Tag , | 12 Komentar

Pakan Glass Eels

cacing sutra

Glass eel (anakan sidat) memakan hewan-hewan kecil seperti larva ikan, larva udang, cacing kecil dll.  Untuk budidaya, glass eel dapat diberi pakan dengan pelet. Jika glass eel sejak dini sudah diperkenalkan dengan pelet, maka akan mudah dalam pemberian pakannya. Beda dengan yang tidak diperkenalkan dengan pelet sejak dini, maka ketika sudah besar maka sidat tidak akan mau memakan pelet yang kita berikan. Selain pelet,  glass eel dapat diberi pakan cacing sutra / cacing tubifex.

Cacing sutra / cacing tubifex :

Filum : annelid

Kelas : oligochaeta

Ordo : haplotaxida

Bentuk tubuh cacing ini menyerupai rambut dengan panjang badan antara 1-3cm dengan tubuh berwarna merah kecoklatan dengan ruas ruas. Cacing ini hidup dengan membentuk koloni di perairan jernih yang kaya bahan organik. Cacing ini memiliki 57% protein dan 13% lemak dalam tubuhnya.

Cacing sutra merupakan hewan hermaprodit yang berkembang biak lewat telur secara eksternal. Telur yang dibuahi oleh jantan akan membelah menjadi dua sebelum menetas.

Bahan organik yang baik untuk digunakan oleh cacing sutra adalah campuran antara kotoran ayam, dedak (bekatul) dan lumpur.

Dipublikasi di Budidaya | Tag , , | 11 Komentar

Perubahan Iklim Ubah Pola Migrasi Sidat Tropis

Perubahan iklim telah mengubah pola migrasi ikan sidat di perairan laut Kepulauan Indonesia. Jika biasanya ikan ini hanya bisa dilihat di laut selama setengah tahun, namun saat ini belut laut ini muncul sepanjang tahun.

Bentuknya seperti ular. Namun secara biologis karena memiliki insang dan sirip dia masuk kelompok ikan. Orang Indonesia biasa menyebutnya ikan sidat (belut laut tropis) atau bahasa latinnya anguilla sp. Jarang sekali ikan ini dikonsumsi oleh orang pribumi. Meski demikian, jangan remehkan ikan ini dari bentuknya. Sebab kandungan nutrisi ikan ini berada di atas rata-rata semua jenis ikan. Bahkan, di Eropa, Amerika, dan Jepang ikan ini laris manis dan menjadi konsumsi dari kalangan menengah ke atas karena harganya cukup mahal.

Bahkan sebagian orang Jepang percaya bahwa dengan mengonsumsi ikan ini bisa menambah stamina dan memperpanjang umur. Meskipun terkesan hanya sebagai mitos, namun secara medis ikan ini memang memiliki kandungan nutrisi protein, karbohidrat, serta omega 3 yang tinggi. Sehingga menguatkan fungsi otak dan memperlambat terjadinya kepikunan. Indonesia memiliki potensi sebagai penghasil ikan sidat jenis tropis yang melimpah.

Menurut Peneliti Bidang Sumber Daya Laut Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hagi Yulia Sugeha menyatakan RI berpotensi menjadi penghasil ikan sidat terbesar di dunia. Sebab, ikan sidat jenis tropis yang ada di perairan laut Indonesia memiliki karakter yang unik. Sidat betina tropis memiliki kemampuan reproduksi sembilan kali lebih banyak ketimbang jenis ikan sidat dari lintang tinggi. Ini bisa dilihat dari jumlah telur yang dibawa dalam perutnya. Selain itu kemampuan memijahnya pun sepanjang tahun. Dengan kemampuan bertelur mencapai ratusan ribu bahkan jutaan telur, maka ikan ini sangat potensial untuk dibudidayakan.

“Ikan sidat merupakan menu paling mahal di Jepang disebut sebagai unagi tahun 2000-an harga ikan ini di pasar 700 yen per ekor (saat itu sekira Rp.490 ribu per ekor). Tapi kalau sudah diolah yang siap makan di restoran harganya 5.000 yen per porsi. Itu hanya orang kaya yang beli padahal hanya 1 potong,” katanya.

Meski demikian, kata dia, ikan sidat kini mulai menunjukkan pola hidup yang berbeda. Menurut Yulia, ini bisa disebabkan oleh perubahan iklim atau kondisi air yang tercemar. Selama ini dilaporkan ikan ini akan muncul di lautan hanya setengah tahun. Namun ternyata berdasarkan penelitian yang dia lakukan di Muara Sungai Poigar sebelah utara pulau Sulawesi, ikan ini bisa muncul sepanjang tahun. Selain itu, komposisi spesies ikan sidat yang masuk ke perairan laut Indonesia pun bisa berbeda. Dalam satu tahun bisa dominan sidat jenis spesies celebesensis, sedang tahun berikutnya bisa dominan marmorata.

Pengamatan yang dilakukan Yulia bersama empat peneliti dari Jepang selama kurun 1997-1999, terungkap bahwa pola migrasi sidat Muara Sungai Poigar Sulawesi tercatat ada tiga karakter spesies sidat yang melimpah. Yakni, jenis anguilla celebesensis, marmorata, dan bicolor pacifica. Selama tiga tahun penelitian celebesensis merupakan spesies paling melimpah dengan angka 73,5 persen, 79,5 persen, dan 81,9 persen. Marmorata merupakan spesies dengan kelimpahan nomor dua dengang persentase 23,8 persen, 18,8 persen, dan 17,7 persen. Sedangan bicolor pasifika hanya 2,7 persen, 1,7 persen, dan 0,3 persen.

“Selama awal bulan, belut laut ini tampak lebih melimpah saat laut pasang ketimbang saat surut. Dari hasil penelitian ini menemukan bahwa ikan sidat akan menjadi melimpah saat awal bulan dan saat laut pasang,” katanya.

Namun selama empat tahun terakhir penelitian yang dilakukan Yulia bersama tim peneliti LIPI, ditemukan pola migrasi yang berbeda dari ikan ini.

Menurut dia, ikan sidat telah mengubah tingkah laku migrasi. Dia bersama tim peneliti baru saja melaporkan tentang perubahan dominasi spesies. Celebesensis yang sebelumnya tampak melimpah kini telah digantikan oleh marmorata. Toh meskipun, kata dia, dalam bermigrasi celebesensis memang lebih dekat ke Indonesia dibandingkan marmorata dan bicolor pasifika.

“Kami menduga perubahan siklus ini karena dia mengikuti siklus perubahan iklim. Jadi mungkin 10 tahun kemudian bisa jadi celebesensis akan dominan lagi. Lha kalau dipengaruhi lagi oleh perubahan iklim itu bisa berubah sebab spesies yang bermigrasi sangat erat kaitannya dengan perubahan iklim atau lingkungan. Jadi apabila lingkungan berubah, maka pola migrasinya juga akan berubah. Misalnya sungainya rusak, tercemar dan lainnya,” paparnya.

Para ilmuwan memang sudah terlanjur khawatir. Bahwa pada 2030 mendatang diperkirakan banyak spesies akan punah. Namun kenyataannya dilaporkan bahwa Indonesia merupakan tempat bagi tujuh dari 18 spesies ikan sidat yang ada di dunia.

Bahkan hasil penelitian yang dilakukan Yulia dan Tim LIPI menemukan lima jenis spesies baru yang karakternya belum pernah di laporkan ada di dunia. Sehingga berpeluang menjadi spesies baru di luar angka 18 spesies yang telah tercatat tersebut. Selain itu, dia menemukan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi tempat tinggal tujuh spesies sidat, namun juga ditemukan dua spesies lainnya yang termasuk bagian dari 18 spesies tersebut. Artinya Indonesia berpeluang ditempati sembilan spesies sidat yang pernah dikenal di dunia.

Tidak hanya itu, spesies moyang dari sidat yakni anguilla borneensis merupakan spesies yang hanya ada di Indonesia dan statusnya sudah endemis atau terancam punah. Wilayah Indonesia memang sangat memungkinkan sebagai tempat favorit sidat, karena karakter ikan sidat yang suka bertelur di wilayah gugusan pulau. Selain itu banyaknya gunung dan danau merupakan surga bagi ikan ini. Yulia bersama Tim peneliti sempat menemukan ikan sidat yang sudah berumur 15 tahun dengan ukuran panjang 1,72 meter dan berat 15 kg. Tingkat pertumbuhannya memang tinggi di daerah tropis.

“Curiga saya jangan-jangan 18 spesies dunia awal penyebarannya dari Indonesia kemudian menyebar ke daerah lain,” katanya.

Mempelajari pola karakter hidup ikan sidat memang unik. Ikan ini bisa hidup di air tawar maupun asin, dipercaya inilah yang menyebabkan metabolisme dan daya tahan tubuh ikan ini menjadi tinggi sehingga kandungan nutrisinya pun tinggi. Ikan sidat dewasa akan bereproduksi di laut. Sementara jutaan anakan-anakan ikan ini akan bermigrasi mencari muara dan menuju air tawar dan tinggal di sana selama bertahun-tahun.

Setelah dewasa sidat akan kembali mencari laut untuk bereproduksi begitu terus siklusnya. Ini terbalik dari ikan salmon yang justru mencari air tawar untuk melakukan reproduksi, dan anak-anaknya yang akan bermigrasi mencari laut.

Namun menurut Yulia, memang ada yang berubah dari pola migrasi sidat. Temuan lain yang dia dapatkan bersama tim peneliti adalah pola migrasi yang tidak sama antara Indonesia bagian barat, tengah, dan timur.
Penelitian yang dilakukan secara serentak di tiga wilayah tersebut dengan melibatkan banyak anggota tim peneliti menemukan bahwa musim kemarau merupakan puncak kelimpahan sidat di Indonesia bagian tengah yakni pada bulan April – Oktober. Namun kebalikannya, justru Indonesia bagian barat dan timur kelimpahannya rendah saat musim kemarau.

“Jadi kemungkinan ketemu kelimpahannya di musim penghujan. Nah implikasinya buat pengelolaannya tidak boleh sama. Kebiasaan di Indonesia, jika satu budi dayanya seperti ini maka yang lainnya juga sama. Padahal musimnya saja beda,” paparnya.

Hingga saat ini, memang eksploitasi ikan sidat masih mengandalkan hasil tangkapan alam. Biasanya ikan sidat ditangkap saat anakan untuk kemudian diekspor atau pada ukuran yang sudah besar. Meskipun di Indonesia potensinya memang melimpah dan belum tergali, namun menurut Yulia hingga saat ini belum ditemukan lokasi di mana ikan sidat ini bertelur dan bereproduksi. Jika sudah ditemukan lokasi dan karakternya, tentu akan sangat membantu pengembangan budi dayanya.

Selain itu, dia mengkhawatirkan masih ada spesies lain ikan sidat di negeri ini yang belum ditemukan. Kekhawatirannya spesies tersebut sudah punah lebih dulu sebelum dilakukan pencatatan akibat eksploitasi yang tidak mempertimbangkan keberlanjutan kehidupan ikan ini.

(Abdul Malik/Sindo/mbs)

http://techno.okezone.com
Dipublikasi di Artikel | Tag , | Meninggalkan komentar